Politik pengetahuan pascareformasi
Diskusi ini melibatkan para penulis edisi khusus Inside Indonesia ‘Politik pengetahuan pascareformasi’, founding members Jaringan Etnografi Terbuka (JET), dan rekan-rekan peneliti, aktivis, dan komunitas yang tertarik dengan isu politik pengetahuan di Indonesia setelah 1998.
Daftar di https://bit.ly/jet-roundtable
Baca edisi khusus Inside Indonesia ‘Politik pengetahuan pascareformasi’ sekarang.
Roundtable discussion ini bertujuan untuk…
- mendorong diskusi publik kritis tentang politik dari produksi pengetahuan di Indonesia kontemporer
- mengedepankan diskusi tentang berbagai komunitas di Indonesia yang aktif memberikan alternatif dalam politik pengetahuan di Indonesia
Moderator:
Ben K.C. Laksana – Victoria University of Wellington
Ben K.C. Laksana adalah kandidat Ph.D di Victoria University of Wellington, dengan fokus pada persimpangan antara sosiologi, pendidikan, pemuda dan aktivisme. Sebagai seorang peneliti dan pendidik dari Global South, Ben sangat dipengaruhi oleh pendekatan Freirean terhadap pendidikan dan, melalui pendidikan kritis, bersemangat dalam menantang narasi yang dominan dan menindas. Ben juga menulis artikel tentang produksi pengetahuan di era otoritarianisme neoliberal pada edisi khusus Inside Indonesia.
Pembicara:
Eni Puji Utami – PurpleCode Collective – salah satu penulis artikel di edisi khusus Inside Indonesia
Eni menjadi bagian dari PurpleCode Collective. Selain mendampingi korban kekerasan berbasis gender online, ia sedang belajar tentang riset yang menggunakan metodologi feminis. Eni menawarkan bagaimana metodologi dan perspektif feminis bisa menjadi alternatif produksi pengetahuan pascareformasi Indonesia.
Sidhi Vhisatya – Queer Indonesia Archive – salah satu penulis artikel di edisi khusus Inside Indonesia
Sidhi Vhisatya adalah seorang praktisi seni, kurator, manajer program, dan peneliti yang berbasis di Bali, Indonesia. Sejak tahun 2020, ia bergabung menjadi anggota kolektif manajemen Queer Indonesia Archive (QIA), dengan fokus pada kurasi pameran dan manajeman kunjungan lapangan untuk mengumpulkan materi koleksi. Bersama dengan QIA, ia mengkurasi pameran “AIDS and Queers in Indonesia” yang menampilkan sejarah HIV di Indonesia dengan fokus pada respons dari komunitas queer.
Nabiyla Risfa Izzati – PhD Candidate at Queen Mary University of London – Dosen Universitas Gadjah Mada
Nabiyla Risfa Izzati merupakan dosen hukum ketenagakerjaan di Universitas Gadjah Mada dan kandidat doktor di Queen Mary University of London. Riset doktoralnya meneliti dimensi gender dalam pekerjaan-pekerjaan di ekonomi gig. Nabiyla banyak melakukan penelitian terkait hukum ketenagakerjaan dan hak-hak pekerja, khususnya pekerja perempuan dan pekerja prekariat dalam hubungan kerja non-standar.
Kanti Pertiwi – Dosen Universitas Indonesia – Rekan Kehormatan di Departemen Management & Marketing, Universitas Melbourne
Kanti adalah Lektor di Departemen Manajemen, Fakultas Ekonomi dan Bisnis, Universitas Indonesia, dan Rekan Kehormatan di Departemen Management & Marketing, Universitas Melbourne. Sebelum bekerja di Universitas Indonesia, Kanti adalah staf di Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK). Kanti menyelesaikan Magister dan PhD di University of Melbourne dengan spesialisasi Studi Organisasi. Minat penelitiannya meliputi aktivisme pekerja, administrasi publik, gender, media, dan produksi pengetahuan. Dia adalah anggota kelompok kerja Sains dan Kebijakan di Akademi Ilmu Pengetahuan Muda Indonesia (ALMI).