The Future of Ethnography in Indonesia
Bergabung dalam The Future of Ethnography in Indonesia di Ubud Writers and Readers Festival 2024.
Telusuri bagaimana para antropolog kontemporer dan akademisi kajian budaya memikirkan kembali etnografi di Indonesia. Cari tahu kritik terhadap situasi produksi pengetahuan saat ini.
Jaringan Etnografi Terbuka membuka sesi panel di UWRF 2024 tentang masa depan etnografi dalam konteks produksi pengetahuan di Indonesia. Di sini, kami akan membahas politik di balik cara pengetahuan diproduksi dan dibagikan, mengkaji kembali karya-karya pemikir senior seperti Clifford Geertz dan Margaret Mead yang melakukan studi-studi berpengaruhnya di Bali. Lalu merefleksikan, bagaimana studi yang kemudian mendefinisikan teori antropologi modern ini bertahan pada tahun 2024? Adakah ragam pendekatan terkini untuk masa dengan etnografi di Indonesia?
Bergabunglah bersama untuk meninjau kembali gagasan-gagasan tentang etnografi di Indonesia dalam konteks percakapan global terkini. Bergabung bersama
- Annisa Beta, penulis buku Pious Girls: Young Muslim Women in Indonesia dan dosen kajian budaya di University of Melbourne, Australia
- Benjamin Hegarty, penulis buku The Made-Up State: Technology, Trans Femininity, and Citizenship in Indonesia dan antropolog medis di Kirby Institute, University of New South Wales, Australia
- Eni Puji Utami, penulis dan anggota dari Jaringan Etnografi Terbuka
- Geger Riyanto, antropolog Indonesia dan asisten profesor di Departemen Antropologi, Universitas Indonesia
Moderasi diskusi oleh Tito Ambyo, seorang jurnalis pemenang penghargaan, dosen, dan antropolog.