The Future of Ethnography in Indonesia

The Future of Ethnography in Indonesia oleh Jaringan Etnografi Terbuka. Panel diskusi dalam Ubud Readers and Writers Festival 2024.

Bergabung dalam The Future of Ethnography in Indonesia di Ubud Writers and Readers Festival 2024.

Telusuri bagaimana para antropolog kontemporer dan akademisi kajian budaya memikirkan kembali etnografi di Indonesia. Cari tahu kritik terhadap situasi produksi pengetahuan saat ini.

Jaringan Etnografi Terbuka membuka sesi panel di UWRF 2024 tentang masa depan etnografi dalam konteks produksi pengetahuan di Indonesia. Di sini, kami akan membahas politik di balik cara pengetahuan diproduksi dan dibagikan, mengkaji kembali karya-karya pemikir senior seperti Clifford Geertz dan Margaret Mead yang melakukan studi-studi berpengaruhnya di Bali. Lalu merefleksikan, bagaimana studi yang kemudian mendefinisikan teori antropologi modern ini bertahan pada tahun 2024? Adakah ragam pendekatan terkini untuk masa dengan etnografi di Indonesia?

Bergabunglah bersama untuk meninjau kembali gagasan-gagasan tentang etnografi di Indonesia dalam konteks percakapan global terkini. Bergabung bersama

Moderasi diskusi oleh Tito Ambyo, seorang jurnalis pemenang penghargaan, dosen, dan antropolog.

Related Articles

Politik pengetahuan pascareformasi

Paradigma keterbukaan dan transparansi merupakan inti dari reformasi di Indonesia. Komponen utama dari proses demokrasi adalah penelitian dan pendidikan. Universitas memainkan peran penting dalam melakukan penelitian dan mendidik mahasiswa untuk berkontribusi dalam debat publik. Seperti yang ditunjukkan oleh setiap kontributor Inside Indonesia edisi ini, prinsip-prinsip ini telah tergerus oleh liberalisasi sektor penelitian di satu pihak dan peningkatan tendensi kontrol dan sensor di pihak lain.

Reformasi izin penelitian asing

Ada banyak hal yang saya sukai tentang penekanan pada etika, otonomi, dan desentralisasi yang mendasari prosedur baru bagi peneliti asing yang bekerja di Indonesia. Namun, ada juga bahaya nyata yang didorong oleh peraturan ini.

Dari demokrasi terpimpin ke sains terpimpin?

Jalan ilmu pengetahuan adalah jalan yang baik untuk semua bangsa. Apalagi untuk bangsa besar seperti Indonesia. Ilmu pengetahuan juga jalan terbaik untuk menjaga keberagaman, sesuai Bhinneka Tunggal Ika. Karena ilmu pengetahuan dapat memberi kriteria-kriteria objektif dalam, misalnya, seleksi kepempimpinan sehingga kita terhindar dari sektarianisme berbasis SARA (suku, agama, ras, dan antar golongan). Tapi sepertinya kita sedang meninggalkan jalan ilmu pengetahuan juga. Demokrasi terpimpin mengharuskan kepatuhan semua, termasuk para ilmuwannya.

Mengimajinasikan ruang aman

Reproduksi narasi dan aturan anti-LGBT oleh para politisi dan penyelenggara negara berpengaruh menambah derasnya arus stigma dan diskriminasi terhadap komunitas queer di Indonesia; situasi yang memaksa komunitas ini kerap harus membuat atau mengatur ulang strategi untuk menjamin keamanan personal dan kolektif.